Selain Makassar, ada 24 Kota lainnya menggelar spesial screening sebelum resmi tayang di bioskop pada 7 Agustus mendatang. Film terbaru dari pembuat JUMBO—film terlaris sepanjang masa di Indonesia ini bercerita tentang keluarga yang tumbuh dari kehadiran dan kepedulian, bukan semata dari keturunan darah.
Melalui relasi antara Dedi (Ringgo Agus Rahman), sepupunya Tatang (Boris Bokir), dan Intan (Myesha Lin/Tissa Biani), penonton diajak tertawa, terharu, dan merefleksikan makna keluarga.
Anggia Kharisma, Produser film dan Chief Content Officer Visinema Studios mengatakan, Panggil Aku Ayah adalah bagian dari komitmen Visinema Studios untuk terus menghadirkan cerita-cerita keluarga yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menyentuh dan menggugah.
Film ini mengajak kita merenungkan kembali arti sebuah rumah dan keluarga bahwa kasih sayang tidak
selalu lahir dari ikatan darah, melainkan dari empati, kehadiran, kepedulian, dan ketulusan cinta.
“Kami percaya, cerita seperti ini penting untuk terus dihadirkan di layar lebar Indonesia, karena dekat dengan keseharian kita, dan membuka ruang untuk saling memahami dan mencintai lebih baik lagi.” ujarnya.
Film Panggil Aku Ayah diadaptasi dari film laris Korea Selatan yang berjudul Pawn, produksi CJ ENM—yang kini juga menjadi produser bersama Visinema Studios. Film ini menggabungkan humor dan empati dalam cerita keluarga yang relevan dan membumi.
Dalam adaptasi ini, Benni Setiawan sang sutradara berupaya untuk tetap mempertahankan pesan utama, namun dihadirkan dengan konteks lokal Indonesia yang kuat.
“Dengan kualitas para pemeran yang mampu menghidupkan karakter dan emosi cerita, saya berharap penonton tidak hanya akan terhibur, tapi juga dapat menemukan makna baru tentang sebuah relasi keluarga,” ujar Benni Setiawan, yang juga merupakan peraih Piala Citra untuk Sutradara Terbaik.
Pemeran utama, aktor Ringgo Agus Rahman memerankan tokoh Dedi, seorang penagih utang yang tanpa pengalaman sebagai orang tua, namun akhirnya berjuang membesarkan Intan, anak yang bahkan bukan darah dagingnya.
Ringgo, yang baru saja memenangkan Piala Citra FFI 2024, mengatakan bahwa peran Dedi sangat menantang sekaligus menyentuh karena menggambarkan transformasi emosional yang dalam.
“Cerita ini penuh momen kocak dan hangat, tapi juga menyentuh hati dan membuat perjalanan mereka terasa nyata,” ungkap Ringgo.
Sementara itu, aktris pemeran Intan dewasa mengatakan bahwa kisah film ini relevan dengan generasi saat ini, yang sering kali dibesarkan oleh figur di luar struktur keluarga tradisional.
“Sebagai Intan dewasa, saya merasakan bagaimana luka dan cinta dari masa kecil membentuk cara kita memandang keluarga,” ucapnya.
Film ini juga menarik perhatian publik melalui instalasi interaktif Telepon Umum – Panggilan dari Hati di Stasiun MRT Dukuh Atas, yang viral di media sosial karena membuat banyak orang tersentuh dan menangis.
Salah seorang penonton yang ditemui setelah proses screening film berakhir, Jean mengaku takjub dengan film yang diadaptasi dari Korsel ini.
“Yang film Koreanya saya juga pernah nonton. Ini saya suka sekali aktor dan aktrisnya benar-benar mendalami perannya masing-masing. Apa lagi si Intan Kecil keren sekali aktingnya,” pungkasnya. (*)
Tulis Komentar